Menerbitkan Buku Bersama Penerbit Mayor


 










Pertemuan ke 11

Pukul : 13.00 wib

Nara sumber : Edi S Mulyanta

Tema : Penerbit Mayor

Moderator : Bambang Purwanto

Gelombang ke 18

 

Assalamualaikum Wr.Wb

Setelah menyapa para peserta Mr. Bams selaku moderator membuka acara dengan membagikan CV nara sumber pertemuan ke sebelas. Pembelajaran kali ini akan dipaparkan oleh perwakilan penerbit mayor yaitu bapak Edi S. Mulyanta S.Si, M.T. Beliau adalah Publishing Consultant & E-Book Development Andi Publisher yang lahir di Jogjakarta pada tanggal 24 Mei 1969.

Pengalaman beliau di dunia penerbitan dan penulisan buku merupakan cahaya yang dapat menambahkan informasi pengetahun kepada kita semua, khususnya bagi penulis pemula. Sebelum beliau bergabung dengan penerbit Andi, beliau juga seorang penulis lepas. Dan sekarang sudah hampir 20 tahun bergabung dengan penerbit Andi menangani penerbitan.

Pak Edi sebagai nara sumber kali ini dengan ramah menyapa para peserta dan memperkenalkan diri dengan singkat. Beliau memulai materi dengan sedikit bercerita pengalamannya sebagai penulis lepas hingga bergabung dengan Penerbit Andi. Namun pandemik Covid 19 yang sudah hampir setahun mewabah Indonesia, mengubah perputaran bisnis termasuk di dunia penerbitan.

Walaupun bulan Maret 2021 kemarin, kegiatan penerbitan sudah  mulai berjalan normal seperti biasa, tetapi efek yang ditimbulkan akibat pandemi tidak mudah diselesaikan dalam waktu dekat. Baik penerbit mayor atau pun penerbit minor sama-sama bergerak didunia bisnis dimana point utama yang dicari adalah keuntungan atau uang. Dan yang menjadi soko guru paling utama bisnis penerbitan buku adalah toko buku dan pasar di luar toko buku.

Berbicara masalah perbukuan kita lihat Undang-undang Nomor 3 tahun 2017, dimana dijelaskan bahwa Sistem Perbukuan adalah tata kelola perbukuan yang dapat  dipertanggungjawabkan  dan terpadu, yang mencakup pemerolehan naskah, penerbitan, pencetakan, pengembangan buku elektronik, pendistribusian, penggunaan, penyediaan, dan pengawasan buku. Terpadu artinya ada satu kesatuan yang tak terpisahkan antara penulis, penerbit dan konsumen dari hasil penerbitan tersebut / pembeli.

Penerbit berkewajiban menghasilkan naskah, tentu saja itu di dapat dari penulis yaitu draf karya tulis dan/atau karya gambar yang memuat bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir yang nantinya akan di proses untuk menjadi sebuah buku yang dapat menghasilkan keuntungan bagi bisnis penerbitan.

Agar penerbit dapat menerbitkan karya dari penulis maka tugas penulis adalah menghasilkan naskah buku yang memenuhi kriteria bagi penerbit. Dalam hal ini editor berperan penting untuk menghasilkan sebuah karya yang layak di terbitkan.

Ketika sebuah karya layak untuk di terbitkan, pelaku bisnis penerbitkan akan mengolah naskah buku tersebut menjadi komoditas berupa buku dengan melakukan pencetakan ataupun mengembangkannya menjadi buku elektronik yang nantinya akan didistribusikan ke pasar toko buku atau pasar luar toko buku.

Menurut pemaparan nara sumber saat ini yang bermasalah adalah tahap pendistribusian materi untuk meningkatkan literasi baca di Indonesia yaitu kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya.  

Beberapa peraturan perundang-undangan ikut memperkuat posisi buku antara lain :

1.    Undang-undang No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi, terlihat pada pasal 46 ayat 2 menjelaskan “ … Hasil Penelitian wajib disebarluaskan…. dipublikasikan (dalam bentuk Buku Ber ISBN)

2.    PermenPAN 26/2009 Jabfung Guru dan Angka Kredit, Pasar 11 Ayat c-2 Publikasi Buku ber ISBN

Karena begitu pentingnya buku berlabelkan ISBN sebagai outcomes bagi profesi pendidik, sehingga tumbuh subur pula penerbit2 yang menyalurkan hasil pemikiran penulis berbentuk buku yang ber ISBN. Selain itu pemerintah juga mengakui sebuah wadah organisasi yang mewadahi penerbit Indonesia/IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia). Para penulis yang akan menerbitkan bukunya dapat melalui IKAPI tersebut.

Nomor ISBN dikeluarkan oleh perpustakaan nasional yang memiliki manfaat :

  1. Sebagai identitas sebuah buku
  2. Sarana promosi
  3. Alat untuk memperlancar arus distribusi 
  4. Sarana temu kembali informasi
  5. Meningkatkan point angka kredit untuk kenaikan pangkat golongan dosen, sekaligus menjadi salah satu alat ukur untuk penilaian akreditasi universitas.

Menurut nara sumber, Penerbit Andi sudah memiliki label ISBN dan masuk ke dalam organisasi IKAPI yang dapat dilihat dari sertifikatnya berikut ini :











Nomor ISBN dapat diajukan oleh penerbit ke perpustakaan nasional. Skala produksi sebuah penerbitan menunjukkan kemampuan output buku yang dihasilkan serta kemampuan distribusinya ke masyarakat luas. Semakin besar output dan distribusinya, ISBN yang dikeluarkan oleh Perpusnas akan semakin banyak. Akhirnya diberikan kode produksi buku di ISBN dalam bentuk Publications Element Number. Struktur ISBN sebagai penanda Perpusnas dalam mendistribusikan nomor buku secara individual, seperti di bawah ini :











Karena struktur ISBN itulah kemudian muncul istilah penerbit mayor dan penerbit minor, sedangkan visi dan misi penerbitan semuanya sama yaitu mencari keuntungan bisnis, dan ada sisi idealisme di dalamnya.

Aturan pemerintah, terkadang bergerak mengikuti dinamika masyarakat. Karena banyaknya terbitan yang diajukan sebagai syarat Jabatan Fungsional, akhirnya pemerintah terkadang memberikan syarat tertentu untuk mempermudah klasifikasi pemberian nilai indeks di angka kredit. Sehingga munculah penerbit skala mayor (nasional) dan skala regional saja. Bahkan di luaran Pendidikan Tinggi, mensyaratkan untuk mendapatkan nilai angka kredit nasional harus diterbitkan di penerbit skala nasional (minimal 3 propinsi kantor pemasaran).

Adanya syarat ketentuan tersebut semakin menegaskan garis yang jelas antara penerbit mayor dan minor, hanya karena skala penjualannya.

Nara sumber juga menegaskan semakin  ke depan penerbitan akan semakin diperbaiki mengikuti perkembangan teknologi yaitu penerbitan buku digital. Penerbit Andi juga sedang mengembangkan penerbitan digital untuk mengantisipasi perkembangan jaman yang semakin nyata terlihat arahnya ke depan. Sebagai salah satu contohnya dapat di lihat di http://ebukune.my.id

Buku digital akan menyatukan mindset penerbit mayor maupun minor. Yang ada adalah penerbit dengan kekhasan visi dan misi masing-masing, saling mengisi untuk meningkatkan literasi bangsa ini.

Dikatakan pula oleh nara sumber bahwa Penerbit Andi, saat ini sedang mencoba memperbaiki proses distribusi materi dan literasi yang terhambat di era pandemi. Karena Toko Buku, Sekolah, dan Kampus saat ini belum dapat menjadi saluran yang dapat diandalkan dalam bisnis buku saat ini.

Saluran-saluran digital menjadi alternatif untuk tetap berkembang mendistribusikan ilmu pengetahuan. Salah satu program yang dikembangkan Penerbit Andi melalui channel TV Andi di Youtube, dan mengembangkan Production House Andi Academy, untuk tetap mengobarkan semangat mencerdaskan kehidupan bangsa melalui penerbitan buku.

Semoga ke depan, Toko Buku, Aktifitas Belajar Mengajar kembali normal sehingga pasar buku dapat kembali menggeliat. Para penulis tetaplah mengirimkan usulan naskahnya ke penerbit-penerbit baik skala mayor maupun minor. Karena peluang itu akan selalu ada.

Apalagi sebagai guru, tentunya dituntut untuk menghasilkan outcomes atau luaran yang berdampak berupa buku yang ber ISBN, supaya ilmunya tidak hilang ditelan zaman.

Tulislah rencana penulisan dengan target market yang dituju. Lebih bagus lagi jika disertai penawaran rancangan pemasarannya. Pemasaran era new normal sangat berbeda dengan era normal.

Zaman mungkin akan mengubah penyaluran buku, dan akan lebih banyak disalurkan ke media e-book ketimbang media printing offline.  Ini dibutuhkan persiapan yang baik dan membutuhkan keahlian yang berbeda dengan sebelumnya.

Dengan berbagai pengalaman, komunitas senasib sepenanggungan menjadi wahana yang baik dalam mengelola tulisan. Pejuang literasi yang puritan seperti Oom Jay dapat memberikan angin segar untuk tumbuhnya penulis-penulis baru yang tangguh dan tidak cengeng dengan penolakan penerbit. Tetap berkarya hingga menghasilkan tulisan yang khas. Punya karakter sendiri dan tentunya ditunggu kehadirannya oleh pembaca dan penerbit tentunya.

Demikian pemaparan dari nara sumber yang luar biasa. Semoga akan semakin banyak pejuang-pejuang literasi yang berkembang sesuai zaman untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

Salam sehat dan sukses selalu bagi kita semua. Terima kasih. Wasalamualaikum Wr.Wb.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MENERBITKAN BUKU TUK MENUNJANG PENILAIAN ANGKA KREDIT (PAK) BAGI PNS

to greet, to take leave, to say thank you and to say sorry